Kelompok negara-negara maju yang tergabung dalam G7 berkomitmen untuk mengambil tindakan bersama guna menjamin likuiditas dan stabilitas pasar keuangan. G7 juga akan menjaga pertumbuhan ekonomi dunia.
"Upaya ini untuk melanjutkan kebijakan disiplin fiskal yang memungkinkan kestabilan fiskal jangka panjang," kata Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G7 dalam sebuah pernyataan, Senin 8 Agustus 2011.
Seperti dikutip dari cnbc.com, negara-negara G7 yang terdiri atas Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada juga menyambut positif kebijakan tambahan yang diumumkan oleh Italia dan Spanyol. Kedua negara itu berupaya untuk memperkuat disiplin fiskal serta mendukung pemulihan kegiatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Untuk mencegah kepanikan di pasar, Bank Sentral Eropa juga mengisyaratkan pembelian obligasi negara Italia dan Spanyol. Pejabat G7 dalam pernyataan mereka juga akan berkoordinasi di pasar valuta asing dan bekerja sama menjaga nilai tukar.
"Volatilitas yang tinggi dan nilai tukar yang berfluktuasi dapat berimplikasi merugikan stabilitas ekonomi dan keuangan," ujarnya.
Berdasarkan data finance.yahoo, nilai tukar mata uang dolar AS melemah 0,13 persen terhadap euro menjadi US$1,43 per euro. Sementara itu, yen terapresiasi terhadap dolar AS. Mata uang yen ditransaksikan menguat 0,48 persen ke level 78,12 yen per dolar AS.
Di dalam negeri, nilai tukar rupiah melemah 0,32 persen menjadi Rp8.577 per dolar AS. Sedangkan menurut data kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp8.533 per dolar AS.
Sebelumnya, keputusan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+ diperkirakan tidak hanya menimbulkan kekhawatiran pada ekonomi AS, melainkan akan membuat kemunduran dalam upaya penyelamatan Eropa dari krisis utang.
"Ada dua hal yang sedang berlangsung saat ini. Krisis utang Eropa sebetulnya lebih akut dan berisiko dibandingkan penurunan rating surat utang oleh S&P. Jika bicara mengenai pasar obligasi, isu ini tampaknya saling overlapped dan berhubungan satu dengan yang lain," ujar Chief Strategist CRT Capital seperti dikutip dari laman cnbc.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar